[ Movie Review ] 'Manchester by The Sea' (2016)




Manchester by The Sea, akhir-akhir ini film ini akhirnya muncul ke permukaan (walaupun entah akan keluar di bioskop Indonesia atau tidak) setelah berhasilnya film ini meraih 5 nominasi di Golden Globes, dengan 1 penghargaan yang berhasil diraih lewat Casey Affleck sebagai Best Actor, ditambah lagi film keberhasilan film ini meraih 6 nominasi di Piala Oscar (Daftar Lengkap Nominasi Piala Oscar 2017). Rasa penasaran terhadap film ini juga tentunya bertambah lagi jika melihat trailer yang sangat menarik dan dengan sempurna diiringi oleh lagu Land of The Living oleh Matthew Perryman (yang sayangnya tidak muncul di film ini) membuat saya akhirnya memutuskan untuk menonton versi screener dari film ini (dan tentunya akan menonton lagi saat keluar di bioskop nanti). Dan setelah menonton film ini, bisa dibilang wajar jika film ini digadang-gadangan sebagai salah satu film terbaik di 2016, yang mungkin akan bersaing keras dengan Moonlight dan La La Land di Oscar nanti.

Film ini sendiri merupakan film ketiga arahan Kenneth Lonergan, dengan naskah yang juga ditulis oleh sang sutradara. Saya hanya akan membahas sedikit tentang plot dari film ini, untuk sebisa mungkin menghindari spoiler. Singkatnya, film ini menceritakan tentang Lee Chandler (Casey Affleck), seorang janitor yang tinggal di Boston, yang harus kembali ke Manchester (bukan Manchester yang di inggris), kampung halamannya setelah kematian kakaknya, Joe Chandler (Kyle Chandler) dan membuatnya harus mengurus anak semata wayang dari kakaknya Patrick ( Lucas Hedges ). Cerita yang sangat sederhana nampaknya namun tentu film ini lebih dari itu, dengan "ke-kompleks-an" dibalik premis yang sederhana yang dibawakan dengan natural, dengan sempurna menjadi daya tarik utama film ini.




Pengembangan karakter dan pembangunan cerita di film ini dilakukan dengan tepat, melalui kejadian kejadian di film ini, ditambah flashback flashback. Dengan gaya penceritaan yang menarik lewat selipan potongan-potongan berupa flashback yang mungkin awalnya membingungkan, namun selanjutnya justru dengan ringan dan mudah diikuti menjadi "penerang" bagi para penonton. Potongan potongan itu dengan tepat dan porsi yang pas membawa penonton lebih mengerti tentang kondisi yang terjadi Lee dan keluarganya dalam cerita ini, dimana masa lalu yang kelam ditambah rasa bersalah membuatnya menjadi karakter Lee yang sekarang.  Film ini berhasil membawa penonton merasakan kehilangan dan kesedihan Lee tanpa perlu membawa tone yang terlalu melankolis, dimana seiring berjalanannya film kita juga akan dilihatkan bagaimana dia menghadapi hal tersebut dan berusaha mengobati lukanya, membuat karakter, dan ekspresinya menjadi seperti yang kita lihat yang berhasil digambarkan dengan baik oleh Casey Affleck sepanjang film ini, mungkin bisa dibilang penampilan terbaik sepanjang karirnya.

Film ini juga membawa tema yang sebenarnya ringan dengan kejadian kejadian yang biasa juga seperti memancing, kehidupan ala remaja, masalah masalah pada keluarga, dan kembali lagi pada inti dari film ini yaitu kesedihan dan kehilangan dibawakan dengan natural tapi tetap menarik. Dengan formula yang tepat dengan paduan melodrama, dialog yang kaya, ditambah juga dengan humor ringan yang kita temui sepanjang film, juga dengan visual yang tentunya memanjakan mata penonton lewat latar yang indah dan dipadukan dengan pengambilan gambar yang pas, ditambah lagi dengan scoring yang tentunya akan mengaduk-ngaduk emosi penonton, dan yang pasti adalah akting yang solid dari para cast film ini. Hal tersebut membuat saya menghabiskan 2 jam lebih film ini tanpa rasa bosan sedikitpun, bahkan penonton tidak akan sadar bahwa film ini sudah berakhir

Manchester by The Sea tidak perlu diragukan lagi merupakan salah satu film terbaik di tahun 2016, bisa dibilang film ini diracik sedemikian rupa sehingga membuat penonton tidak hanya menonton, tapi juga merasakan film ini, merasakan setiap detil kejadian dalam film ini, menjadi pengalaman emosional. Sangat menarik melihat film ini bersaing di Piala Oscar nanti, menjadi pesaing kuat Moonlight dan La La Land, saya sendiri memfavoritkan film ini untuk kategori Best Picture, jika tidak Best Original Screenplay. Rasanya wajar jika saya memberi film ini nilai 9/10, film wajib tonton jika keluar di bioskop Indonesia nantinya. Jika ternyata tidak keluar di bioskop tenang saja karena film ini sendiri akan rilis tanggal 7 Februari nanti, dan tentunya dapat kalian beli dan tonton di media seperti Amazon atau iTunes.






Share on Google Plus

About otongmas

0 comments:

Post a Comment