Kembalinya Sherlock Holmes - Sherlock : "The Six Thatchers" Review


Setelah absen di tahun lalu yang seharusnya menjadi tahun rilis season 4 ini (jika mengingat season-season sebelumnya selalu berjarak 2 tahun) dan hanya diberikan episode "bonus" yaitu The Abominable Bride, akhirnya season 4 yang ditunggu-tunggu ini datang juga ditandai dengan rilisnya "The Six Thatchers" atau episode pertama season ini. Sherlock kembali dengan Steven Moffat dan Mark Gatiss dengan 3 episode seperti season-season sebelumnya, yang masing-masing berurutan berjudul "The Six Thatchers", "The Lying Detective", dan "The Final Problem" (judul yang menarik, episode terakhir Sherlock kah?).

Episode ini dimulai dengan "penjelasan" bagaimana Sherlock bisa lolos dari konsekuensi kejadian pada season 3, yang mungkin sempat sedikit disinggung di Abominable Bride, dengan penjelasan yang menarik khas Sherlock. Dilanjutkan dengan John dan Mary, Rosamund (anak mereka) dan tentunya Sherlock Holmes, digambarkan disini bagaimana Sherlock menangani kehidupannya seperti biasa dengan menangani kasus kasus yang ada walau ditambah dengan hadirnya anggota "keluarga" baru sambil menunggu gerakan berikutnya dari Moriarty. Yang menarik di bagian ini adalah bagaimana Sherlock berinteraksi dan juga bagaimana dengan kehadiran anggota baru ini akan berdampak besar kedepannya, tentunya karena Holmes yang seharusnya dan biasanya bekerja sendiri, sekarang mempunyai banyak hal (orang) yang harus dilindungi  karena rentan menjadi sasaran.

Paruh berikutnya sampai selesai menurut saya adalah bagian yang sedikit mengecewakan, mungkin tidak sesuai dengan ekspektasi dan menuai banyak respon negatif dari banyak orang. Dimulai dari Sherlock yang mendapatkan kasus yang sayangnya dapat diselesaikan dengan mudah namun secara kebetulan berhubungan dengan pencurian patung Margaret Thatcher yang secara kebetulan juga membuat Sherlock menelusuri dan menemukan Ajay yang secara kebetulan juga tepat pada patung keenam. Dilanjutkan dengan bagian berikutnya yang menurut saya bisa dibilang membosankan, dengan cerita bergaya agen rahasia ala James Bond. Satu satunya hal yang saya anggap menarik adalah cerita "The Appointment in Samara" yang berulang kali dibahas di episode ini, dan bagaimana Sherlock membuat versi-nya sendiri menurut Mycroft dengan menambahkan "Sumatra" disitu, bisa jadi ini menjadi kunci penting untuk sisa season ini.





Pada bagian ini terasa pergeseran fokus dari Sherlock yang biasanya berfokus pada kasus kasus dengan kesimpulan mind blowing yang dibumbui dengan drama personal karakter karakternya, ke sebaliknya. Ditambah dengan adegan terakhir di bagian ini yang jelas menjadi highlight downgrade seri ini pada episode ini ("Mary").  Tapi jangan "bersedih" karena ini adalah Sherlock, segala kejadian bisa berbalik dengan penjelasan penjelasan yang "menarik", biasanya.

Mungkin masih terlalu dini untuk men-judge season ini karena ini baru episode pertama dimana kondisi jelas dapat berubah dengan cepat, pada episode episode berikutnya. Yang jelas menurut saya ini bukan awal yang baik dari season ini, apalagi mengingat respon terhadap season 3 yang menurun dari season season sebelumnya, juga The Abominable Bride, yang banyak mendapat sentimen negatif dari kritikus, bahkan penggemar Sherlock sendiri. Namun tentunya harapan dan ekspektasi saya masih sangat tinggi untuk season ini. Hal terakhir yang menarik adalah adegan paling terakhir, dimana akhirnya Sherrinford disinggung, dimana Sherrinford "Holmes" walaupun bukan muncul di literasi langsung karya Conan Doyle, karakter ini pernah muncul sebagai kakak tertua dari Sherlock dan Mycroft di beberapa cerita non-canon dari Sherlock Holmes.















Share on Google Plus

About otongmas

0 comments:

Post a Comment